Senin, 22 Oktober 2012

Mengapa Ibu Hamil Perlu ke Dokter Gigi



Begitu tahu hamil, Anda akan langsung berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda. Namun, ide bagus juga untuk membuat janji satu lagi dengan dokter gigi Anda. Meski begitu, kebanyakan calon ibu menundanya hingga persalinan sebab takut akan membahayakan janin. Ini bukan tindakan cerdas, lho.

Gusi Anda mungkin saja lebih sensitif—lebih gampang membengkak dan berdarah setelah disikat atau dibersihkan dengan benang floss. Dan karena ‘gelombang’ hormon, secara bertahap terbentuk plak pada gigi. Akibatnya, gusi jadi peka terhadap bakteri dan infeksi.

Semua ini bisa menyebabkan hal yang lebih serius. Wanita hamil dengan masalah seputar gigi berisiko mengalami keracunan kehamilan serta kemungkinan sampai tujuh kali untuk melahirkan bayi prematur. Ini karena zat kimia yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi bisa pula memicu terjadinya persalinan. Agar gigi Anda tetap sehat:

- Lakukan check up (jangan lupa beritahu kantor kalau Anda sedang hamil). Di samping membersihkan secara total, dokter gigi Anda bisa memperkirakan risiko Anda mengalami penyakit gusi dan kerusakan gigi. Dan begitu Anda sakit gigi, jangan ragu-ragu meneleponnya.

- Sikatlah gigi dua kali sehari dengan sikat gigi berbulu halus untuk mengurangi terjadinya perdarahan, serta bersihkan dengan benang floss setiap hari.

5 Cara Ini Tingkatkan Kesuburan Pria



Seperti halnya kelahiran, kehamilan juga perlu dipersiapkan secara matang. Tak hanya calon mama yang mempersiapkan diri agar bayi lahir sehat, tapi ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan calon papa. Apa itu?
  • Olahraga. Fisik yang bugar bisa melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk sirkulasi darah ke area testis.
  • Konsumsi vitamin C dan E. Berdasarkan penelitian, kekurangan asupan kedua jenis vitamin tersebut bisa mengakibatkan kerusakan pada sperma.
  • Stop alkohol dan rokok. Alkohol dan nikotin yang masuk ke dalam darah bisa mengganggu perkembangan pembentukan sperma.
  • Kendalikan stres. Stres yang berlarut-larut bisa memengaruhi kesehatan fisik, termasuk fungsi organ reproduksi.
  • Kenakan pakaian longgar. Celana yang ketat bisa meningkatkan suhu tubuh pada testis. Akibatnya, pergerakan sperma menjadi lemah.

Posisi Tidur Terbaik Saat Hamil

Ketika kehamilan membesar, masalah yang sering dialami ibu hamil adalah sulit tidur. Sebenarnya, alasan utama di balik masalah tidur saat hamil adalah membesarnya ukuran janin Anda. Nggak heran kan kalau Anda jadi serba salah pas tidur. 


 
Berikut posisi tidur yang oke ketika perut lebih besar:

Menyamping ke kiri. Caranya? Berbaring menyamping dengan menekuk lutut. Biar lebih nyaman lagi, letakkan bantal di antara kaki, bawah punggung, dan bawah perut.

Catatan: Inilah posisi tidur yang paling direkomendasikan dokter ketika perut membesar. Hati Anda terletak di bagian kanan perut, sehingga tidur menyamping akan membuat janin terhindar dari tekanan organ yang besar itu. Posisi ini bisa juga mengoptimalkan aliran darah ke plasenta dan janin.

Bersandar. Tumpuk beberapa bantal, lalu tidurlah dengan cara bersandar pada bantal tersebut . Lutut akan lebih nyaman lagi, jika Anda menaruh beberapa bantal di bawahnya.

Catatan: Tidur bersandar bisa jadi pilihan bila Anda tak mungkin tidur menyamping.

Selain tidur dalam posisi terbaik, ada beberapa posisi tubuh yang bisa membuat ibu hamil merasa lebih nyaman. 

- Bila sering alami gangguan sakit pinggang, telentanglah (kepala diletakkan di atas tumpukan bantal), lalu sangga lutut dengan beberapa bantal. 

- Saat kaki pegal telentanglah, dengan kepala dan bokong ditopang bantal. Sandarkan kedua kaki  (kaki diluruskan) pada dinding, lalu renggangkan kaki sejauh mungkin dan istirahatkan. Jaga agar telapak kaki tetap mendatar. 

 Catatan: Pada kehamilan lanjut, telentang akan membuat tubuh bayi menekan pembuluh darah besar pada bagian belakang tubuh Anda. Tekanan darah menurun, sehingga Anda suka pusing. Jadi, telentang seperlunya saja!

Jumat, 19 Oktober 2012

Bahaya Kurang Tidur Saat Hamil



Banyak wanita yang sedang mengandung alami sulit tidur. Penyebabnya antara lain, rasa mual di trimester pertama atau sesak napas akibat perut yang makin membesar pada trimester ketiga. Meski tergolong normal, jangan biarkan ini jadi kebiasaan.

Kurang tidur ketika hamil berisiko terjadinya preeklampsia, yakni suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat selama masa kehamilan. Itulah hasil penelitian dari Center for Perinatal Studies di Swedish Medical Center, Seattle, Amerika Serikat.

Menurut penelitian, ibu hamil yang tidur kurang dari 6 jam pada malam hari pada trimester pertama kehamilan memiliki tekanan darah sistolik 4 mm/Hg (tekanan darah batas atas) lebih tinggi dibanding ibu hamil yang tidur lebih dari 7 jam. Akibatnya? Risiko terkena preeklampsia pun meningkat menjadi 9 kali lebih tinggi.

Sebenarnya, apa saja gejala preeklampsia? Di antaranya adalah tekanan darah meningkat, terdapat protein di dalam urin, bengkak di bagian tubuh tertentu akibat penumpukan cairan, sakit kepala, pandangan kabur, serta mual dan muntah.

Lalu, mengapa preeklampsia harus diwaspadai? Kondisi ini membuat plasenta tidak mendapat darah dalam jumlah yang cukup, sehingga bayi akan lahir dengan berat badan rendah. Jangan langsung khawatir, Ma. Kebanyakan ibu hamil yang menderita preeklampsia tetap bisa melahirkan bayi yang sehat kok. Caranya?

Deteksi preeklampsia secara dini dan tangani dengan perawatan teratur sebelum kelahiran. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda lakukan:
  • Tidur cukup, yakni selama 7 – 9 jam sehari
  • Perbanyak istirahat
  • Rutin melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran
  • Mengurangi konsumsi garam
  • Minum sekitar 8 gelas air per hari

Rabu, 17 Oktober 2012

Hamil Anak Kembar, Ini Tantangannya!



“Selamat, Bu. Bayi ibu kembar.” Jika itu berita yang disampaikan dokter kandungan, apa yang Anda rasakan? Terkejut, bahagia sekaligus was-was, mungkin bercampur jadi satu. Kehamilan kembar memang punya tantangan tersendiri. Agar lebih siap menghadapinya, yuk, simak lebih lanjut!

Tantangan #1:
Morning sickness heboh
Bersiaplah, calon mama mengandung lebih dari satu janin biasanya mengalami morning sickness lebih berat. Biang keladinya? Kadar hormon kehamilan yang lebih tinggi. Tapi, jangan khawatir ini akan berangsur-angsur mereda setelah 12 minggu, kok.

Tantangan #2:
Lebih cepat lelah
Keluhan lain yang dirasakan calon mama dengan janin kembar adalah lebih intensnya rasa sakit pada punggung, sulit tidur, sembelit, sesak napas, serta heartburn. Banyak istirahat, jauhi stres, dan banyak bersabar, ya. Periode ini akan segera berlalu!

Tantangan #3:
Berat badan melonjak
Jangan kaget jika berat badan melonjak. Yang penting, jaga agar asupan makanan selalu sehat dan bergizi.

Tantangan #4:
Perlu lebih cermat
Calon mama dengan janin kembar perlu lebih sigap melaporkan hal yang ‘lain dari biasanya’ pada dokter, karena risiko komplikasi cenderung lebih tinggi.

Tantangan #5:
Risiko komplikasi
Kehamilan kembar punya beberapa risiko komplikasi, seperti preeklampsia dan tekanan darah tinggi.

Tantangan #6:
Kelahiran prematur dan Caesar
Kebanyakan ibu dengan kehamilan kembar melahirkan lebih awal, yaitu di usia kandungan 36 atau 37 minggu. Kehamilan kembar juga meningkatkan kemungkinan kelahiran Caesar – terlebih bila salah satu dari janin Anda berada di posisi sungsang.