T
Mungkinkah obat tersisa diberikan lagi?
J Obat sisa penanganan
penyakit yang lalu tidak boleh digunakan untuk mengatasi gejala penyakit bayi
Anda. Kadangkala, apoteker memang menyiapkan obat cair sedikit lebih banyak
dari seharusnya untuk berjaga-jaga jika obat tersebut tumpah atau ditakar
secara tidak tepat. Jadi, jika obat si kecil bersisa setelah proses penanganan
penyakitnya berakhir, langsung buang deh saja.
T Kapan bayi boleh menelan tablet?
J Tablet merupakan obat
kunyah yang agak keras dan lebih lama larutnya. Jadi, obat ini berpotensi
membuat bayi Anda tersedak, kalau belum pintar mengunyah makanan. Kalaupun si
kecil sudah makan makanan padat, gerus dulu tablet tersebut. Biar tidak terasa
pahit, ‘selundupkan’ obat tadi dalam makanan. Hanya saja, tidak sembarang
makanan cocok dikombinasikan dengan obat bayi Anda. Salah pilih makanan bisa
mengurangi efektivitas kerja obat tersebut lho. Tanyakan hal ini pada dokter
anak Anda. Paling oke sih memberi bayi Anda obat dalam bentuk cair. Obat jenis
ini lebih mudah ditelan dan ditakar sesuai dosis. Belum lagi, obat yang cair
umumnya diberi perisa (flavored) oleh apoteker agar terasa lebih enak.
Misalnya, rasa jeruk, apel, dan sebagainya.
Catatan: Berikan
makanan dalam jumlah yang sedikit saja, serta pastikan si kecil menghabiskan
seluruh makanan agar dosis obat yang harus diminumnya sesuai petunjuk dokter.
Jangan sekali-kali mencampur obat dalam botol susu bayi. Kalau susu tidak
habis, ini berarti anak tidak minum obat sesuai dosis.
T Mungkinkah bayi diberi obat milik orang lain?
J Jangan pernah memberi obat yang
diresepkan untuk orang lain (entah itu obat khusus untuk orang dewasa maupun
anak-anak) pada bayi Anda. Selain belum tentu bekerja secara efektif dalam
tubuh bayi Anda, mungkin saja obat tersebut malah membahayakan jiwanya.
Catatan: Dua
orang yang memiliki penyakit yang sama sekalipun, mungkin saja memerlukan obat
yang berlainan. Kalaupun obatnya sama, dosis dan aturan minum obat bisa saja
berbeda. Makanya, hanya berikan obat yang khusus diresepkan untuk si kecil plus
pas untuk kondisinya.
T Adakah cara mudah memberi obat pada bayi?
J Umumnya, memberi obat pada bayi
lebih susah, karena ia suka berontak. Makanya, posisi tubuhnya musti pas.
Caranya? Pangku si kecil, lalu aturlah agar posisinya setengah duduk.
Catatan: Jangan menelentangkan bayi, sebab obat bisa masuk ke paru-paru. Khusus bayi, sebaiknya obat cair diberikan dengan pipet atau tabung. Bayi kan belum bisa menelan dari sendok! Ada triknya agar obat tadi benar-benar ditelan si kecil. Misalnya, letakkan pipet di sudut mulut bayi, lalu secara perlahan-lahan keluarkan obat. Bagaimana dengan tabung? Tuanglah obat ke dalam tabung, sesuai dosis anjuran. Taruhlah ujung tabung di bibir bawah si kecil, serta biarkan obat mengalir ke dalam mulutnya.
Catatan: Jangan menelentangkan bayi, sebab obat bisa masuk ke paru-paru. Khusus bayi, sebaiknya obat cair diberikan dengan pipet atau tabung. Bayi kan belum bisa menelan dari sendok! Ada triknya agar obat tadi benar-benar ditelan si kecil. Misalnya, letakkan pipet di sudut mulut bayi, lalu secara perlahan-lahan keluarkan obat. Bagaimana dengan tabung? Tuanglah obat ke dalam tabung, sesuai dosis anjuran. Taruhlah ujung tabung di bibir bawah si kecil, serta biarkan obat mengalir ke dalam mulutnya.
T Apa yang harus dilakukan
jika bayi memuntahkan obat?
J Banyak juga bayi yang langsung
muntah setelah minum obat. Asal tahu saja, usus akan menyerap sebagian besar
obat dalam waktu 30-45 menit. Bila bayi langsung memuntahkan obatnya, ulangi
saja pemberian obat tersebut. Khusus obat antibiotika, ulangi lagi dosisnya
setelah 10 menit pemberian obat (dan dimuntahkannya).Kadangkala, bayi terlalu
sakit untuk menelan obat dan memuntahkan semuanya. Ini umum terjadi pada
pemberian obat demam yang bentuknya cair, seperti acetaminophen. Kalau ini yang
terjadi, si kecil bisa mendapat obat penurun demam yang dimasukkan melalui
dubur. Bisa juga sih, dokter Anda meresepkan obat antimuntah (masuk melalui
dubur pula) sekitar 20-30 menit sebelum pemberian obat cair. Dengan cara ini,
obat si kecil bisa tetap ’bertahan’ dalam perut.
Catatan: Hubungi
dokter anak Anda, bila si kecil bolak-balik muntah. Pemberian dosis obat yang
terlalu sering bisa menyebabkan diare, terutama pada beberapa jenis
antibiotika. Kalau sudah begini, pemberian antibiotika bisa dilakukan dengan
cara disuntik.
T Benarkah aspirin tidak aman bagi bayi?
J Aspirin merupakan obat pereda
demam yang efektif. Namun, pemberian obat ini pada bayi (terutama dengan
infeksi virus) bisa menimbulkan efek samping yang serius, yakni Sindroma Reye.
Diduga, sindroma ini berkaitan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mengatasi zat
kimia tertentu. Gejalanya adalah muntah tak terkendali, demam, mengigau, dan
tidak sadar (lalu koma). Sindroma ini memang jarang terjadi, namun termasuk
penyakit yang berat dan fatal akibatnya jika tidak segera diketahui. Makanya,
jangan sekali-kali memberi bayi Anda aspirin atau obat apapun yang mengandung
aspirin.
Catatan: Obat
yang mengandung aspirin kadangkala diberi nama lain, yaitu salicylate atau
acetylslicylate. Karena itu cermatlah membaca label pada kemasan obat anak.
T Manakah yang lebih baik: acetaminophen atau ibuprofen?
J Sebenarnya, acetaminophen atau
ibuprofen berfungsi untuk mengatasi demam dan rasa sakit. Bahkan dulunya, acetaminophen
adalah obat penghilang rasa sakit (nonaspirin) yang selalu jadi pilihan
pertama. Setelahnya, barulah dokter mulai meresepkan ibuprofen, sebab obat ini
lebih kuat dan tahan lama. Kedua obat ini punya efek samping. Ibuprofen bisa
mengiritasi perut, jika makan anak tidak oke atau ia tidak terbiasa dengan obat
tersebut. Acetaminophen tidak menimbulkan gangguan perut, namun dosis yang
besar bisa menyebabkan kerusakan hati. Itulah sebabnya mengapa pabrik obat
memroduksi acetaminophen cair khusus anak-anak dalam botol mungil. Manakah yang
lebih oke? Keduanya sama-sama ampuh kok. Yang penting, pemberian dosis obat
tepat, sesuai berat badannya. Sebaiknya, berkonsultasilah dengan dokter untuk
penggunaan kedua jenis obat ini.
Catatan:
Khususnya bila si kecil berusia di bawah 3 bulan, Anda harus selalu
berkonsultasi dengan dokter sebelum memberinya obat ini. Bisa jadi, pemberian
obat tersebut malah akan menutupi gejala penyakit bayi Anda. Akibatnya? Dokter
makin sulit mendiagnosis penyakit yang sesungguhnya. Masalahnya, si kecil
gampang sekali sakit dan kondisinya bisa langsung parah.